https://jurnal.fk.untad.ac.id/index.php/medpro/issue/feed Jurnal Medical Profession (Medpro) 2025-12-01T07:07:07+00:00 Nasir redaksi.medpro@gmail.com Open Journal Systems <p align="justify"><strong><img style="float: left; width: 190px; margin-top: 8px; margin-right: 10px;" src="https://jurnal.fk.untad.ac.id/public/site/images/admin/medpro.png" height="264" /></strong></p> <p align="justify"><strong><span style="font-family: helvetica; font-size: small;"><span style="font-family: helvetica; font-size: medium;">Jurnal Medical Profession (Medpro) </span></span></strong><span style="font-family: helvetica; font-size: small;"><span style="font-family: helvetica; font-size: medium;">adalah </span></span><span style="font-family: helvetica; font-size: small;"><span style="font-family: helvetica; font-size: medium;">p</span></span>eer-reviewed jurnal dalam bidang Kedokteran dan Ilmu Kesehatan yang menerbitkan artikel penelitian, literature review dan laporan kasus. Jurnal MedPro mencakup Ilmu Kedokteran, Ilmu Biomedis, Ilmu Kesehatan Masyarakat, Management dan Pelayanan Kesehatan, Asuransi Kesehatan, Kebidanan, Keperawatan dan bidang kesehatan lainnya.</p> <p align="justify">Dikelolah oleh Fakultas Kedokteran dengan Penerbit Universitas Tadulako. <a href="http://u.lipi.go.id/1542958954" target="_blank" rel="noopener">P-ISSN: <span style="font-family: helvetica; font-size: small;"><span style="font-family: helvetica; font-size: medium;">2656-761X</span></span></a> and <a href="http://u.lipi.go.id/1542958954" target="_blank" rel="noopener">e-ISSN </a><a style="text-decoration: NONE;" href="http://issn.pdii.lipi.go.id/issn.cgi?daftar&amp;&amp;&amp;&amp;&amp;2655-7584" target="baru">2655-7584</a>.</p> <p align="justify"><strong><span style="font-family: helvetica; font-size: small;"><span style="font-family: helvetica; font-size: medium;">Jurnal Medical Profession (Medpro)</span></span> </strong>terbit 4 kali dalam setahun.</p> https://jurnal.fk.untad.ac.id/index.php/medpro/article/view/1583 PERSETUBUHAN TERHADAP ANAK DENGAN KEKERASAN SEKSUAL DI BAGIAN FORENSIK DAN MEDIKOLEGAL TAHUN 2024: SEBUAH LAPORAN KASUS 2024-10-15T05:07:13+00:00 Chichi Tenribuana Chichitenribuana11@gmail.com Nur Rafni Rafid Chichitenribuana11@gmail.com Tri Setyawati tridentist@gmail.com Ressy Dwiyanti dr.ressy@untad.ac.id Asrawati Aziz Chichitenribuana11@gmail.com <p><strong>Pendahuluan: </strong>Kejahatan persetubuhan yang kerap meresahkan masyarakat adalah persetubuhan terhadap anak yang dilakukan oleh orang dewasa. Hal ini terjadi karena anak-anak memiliki fisik yang lebih lemah, mudah dirayu, dan ditipu. Kekerasan seksual mempunyai makna yaitu sebuah tindakan nyata (actual) atau intimidasi (semi-actual) yang berhubungan dengan keintiman atau hubungan seksualitas yang dilakukan oleh pelaku kepada korbannya dengan cara memaksa, yang berakibat korban menderita secara fisik, mental maupun psikis.</p> <p><strong>Laporan Kasus : </strong>kasus mencakup satu orang pasien berusia 16 tahun dengan dugaan persetubuhan terhadap anak di bagian Forensik dan Medikolegal RSUD Anuntaloko Parigi pada bulan Juni 2024. Pada korban ditemukan dua luka lecet di bibir kemaluan dalam akibat penetrasi yang melewati liang senggama, dua luka memar pada sisi kanan dada dan lengan atas kiri atas akibat kekerasan tumpul. Terdapat robekan lama pada pada selaput darah akibat penetrasi yang melewati liang senggama, hasil pemeriksaan swab vagina dalam ditemukan adanya sperma yang menunjukan adanya persetubuhan.</p> <p><strong>Kesimpulan: </strong>Pada Pemeriksaan terhadap korban anak perempuan usia 16 tahun, ditemukan Trauma non genital (kekerasan) dan Bukti trauma genital (kontak seksual) yang menunjukan adanya persetubuhan pada anak dengan kekerasan seksual dimana akan dibuatkan Visum Et Repertum yang membuktikan bahwa benar telah terjadi tindak pidana persetubuhan yang dilakukan secara paksa terhadap anak yang mengakibatkan luka pada tubuh dan sobeknya selaput dara (hymen) pada tubuh korban. Hukum yang mengatur ialah UU Perlindungan Anak Nomor 23 tahun 2002 diatur pasal 81 ayat 1 terkait persetubuhan terhadap anak.</p> 2025-12-01T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2025 Jurnal Medical Profession (Medpro) https://jurnal.fk.untad.ac.id/index.php/medpro/article/view/1536 IMPETIGO KRUSTOSA : LAPORAN KASUS 2024-08-20T09:19:32+00:00 muhalif firdaus aliffirdaus9998@gmail.com Zakiani Zakka aliffirdaus9998@gmail.com Asrawati Sofyan aliffirdaus9998@gmail.com Ary Anggara aryanggaraara@gmail.com Rahma aliffirdaus9998@gmail.com Ma'arifah aliffirdaus9998@gmail.com Nadjar aliffirdaus9998@gmail.com <p><strong>Pendahuluan : </strong>Impetigo adalah <em>pioderma superficialis </em>yang banyak menginfeksi anak-anak terutama prasekolah dengan prevalensi secara global diperkirakan 11,2% dan angka kejadian pada anak-anak (12,3%) dua kali lipat lebih tinggi dari kejadian pada orang dewasa (4,9%). <em>Impetigo krustosa </em>terhitung hampir 70% dan perkembangannya bervariasi sesuai dengan keadaan iklim.</p> <p><strong>Deskripsi Kasus : </strong>Seorang anak datang dengan keluhan benjolan berisi air, kemerahan dan disertai rasa gatal. Keluhan tersebut disertai adanya kemerahan dibagian kulit tangannya, disertai benjolan-benjolan kecil yang berisi air. Benjolan kecil ini didapatkan pecah, mengeluarkan isi nanah atau cairan, kemudian mengering dan meninggalkan keropeng tebal berwarna kuning seperti madu, jika keropeng ini dikelupas. Status dermatologis didapatkan adanya tampakan <em>vesikel eritematosa </em>dengan ukuran <em>miliar </em>hingga <em>lenticular </em>bentuk irregular dan tersebar generalisata. Pada <em>anteroinferior labium oris </em>tampak <em>macula eritematosa </em>disertai dengan <em>crusta </em>tebal dengan gambaran <em>honey appereance</em>. Pada pasien ini diberikan terapi topikal berupa <em>asam fusidat </em>2% yang diaplikasikan 3x oles dalam sehari pada daerah lesi, dan terapi oral berupa <em>amoxicillin </em>sirup 125mg/5ml 3x 1 1 /2 cth.</p> <p><strong>Kesimpulan : </strong>Impetigo krustosa adalah penyakit infeksi piogenik superficial. Terapi lini pertama yang dapat diberikan berupa antibiotik topikal dan sistemik. Komplikasi yang dapat ditimbulkan adalah <em>glomerulonephritis pasca streptococcus</em>.</p> 2025-12-01T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2025 Jurnal Medical Profession (Medpro) https://jurnal.fk.untad.ac.id/index.php/medpro/article/view/1576 MALARIA : LAPORAN KASUS 2024-10-14T04:47:21+00:00 Andi Nur Fadhilah Umar akhaerunnisaumar@gmail.com M. Sabir msabiruntad16@gmail.com Vera Diana Towidjojo veradianaveradiana1@gmail.com Fauziah Agni Fauziahagni@gmail.com <p>Malaria sebagai penyebab infeksi yang disebabkan oleh Plasmodium mempunyai gejala utama yaitu demam, demam yang terjadi diduga berhubungan dengan proses skizogoni (pecahnya merozoit atau skizon), pengaruh GPI (glycosyl phosphatidylinositol) atau terbentuknya sitokin atau toksin lainnya. Pada beberapa penderita, demam tidak terjadi (misalnya pada daerah hiperendemik) banyak orang dengan parasitemia tanpa gejala. Gambaran karakteristik dari malaria ialah demam periodic, anemia dan splenomegali.</p> <p>Pada anamnesis dan juga pemeriksaan fisik ditemukan pasien mengalami demam. Pasien juga mengaku mengigil, sakit kepala,mual muntah, dan nyeri sendi, keluhan yang dialami pasien ini merupakan manifestasi klinis dari gejala malaria ringan, selain itu gejala- gejala yang timbul dapat bervariasi tergantung daya tahan tubuh penderita dan gejala spesifik dari mana parasit berasal. Pada pemeriksaan laboratorium, pasien mengalami trombositopenia, dimana ini adalah tanda klinis malaria. Penurunan jumlah trombosit pada malaria dapat terjadi akibat aktivasi trombosit, splenomegali, dan masa hidup trombosit yang berkurang menjadi 2 sampai 3 hari (normalnya 7-10 hari). Selain itu, ditemukan juga peningkatan kadar enzim SGOT dan SGPT, pada malaria peningkatan kadar SGOT dan SGPT berhubungan dengan skizogoni</p> 2025-12-01T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2025 Jurnal Medical Profession (Medpro) https://jurnal.fk.untad.ac.id/index.php/medpro/article/view/1595 KEHAMILAN DENGAN HIPOKALEMIA BERAT : LAPORAN KASUS 2024-10-27T14:22:47+00:00 Fani Nursakinah faninursakinah19@gmail.com Tri Setiawaty tridentist@gmail.com I Putu Fery White Fannynursakinah@gmail.com Nur Syamsi Fauziahagni@gmail.com Sumarni tridentist@gmail.com <p><strong>Pendahuluan : </strong>Hipokalemia merupakan kelainan elektrolit yang jarang terjadi pada ibu hamil. Umumnya, hipokalemia disebabkan oleh simpanan kalium tubuh total yang rendah. Kehamilan dengan hipokalemia berat memiliki risiko tinggi terjadi gagal jantung dan gangguan pernapasan hingga dapat menyebabkan kematian ibu dan janin.</p> <p><strong>Laporan Kasus : </strong>Pasien perempuan usia 20 tahun G1P0A0 datang ke Rumah Sakit Woodward dengan keluhan kelemahan pada kedua kaki sejak 3 hari yang lalu. Hasil pemeriksaan elektrolit kalium : 1,91 mmol/L.</p> <p><strong>Kesimpulan : </strong>Pasien seorang ibu hamil didiagnosis hipokalemia berat berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang. Tatalaksana koreksi elektrolit dilakukan terhadap pasien dan dilakukan evaluasi kadar elektrolit dengan hasil pemeriksaan elektrolit : 3,35 mmol/L setelah hari ke-empat perawatan.</p> 2025-12-01T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2025 Jurnal Medical Profession (Medpro) https://jurnal.fk.untad.ac.id/index.php/medpro/article/view/1563 SINDROM ASHERMAN: LAPORAN KASUS 2024-10-02T05:27:35+00:00 Ni Ketut Sulastri niketutsulastri99@gmail.com <p><strong>Pendahuluan</strong>: Sindrom asherman merupakan suatu kondisi kelainan rongga uterus dikarenakan mengalami adhesi atau perlengketan. Prevalensinya lebih renda dari 5 dalam</p> <p>10.000 orang. Sindrom asherman jika tidak ditangani akan mengakibatkan amenorea hingga infertilitas.</p> <p><strong>Laporan Kasus</strong>: Seorang pasien perempuan P2A1 usia 31 tahun masuk RS dengan tidak menstruasi 2 tahun terakhir, keluhan disertai nyeri pada perut bagian bawah kiri yang dirasakan setiap bulan sekali selama 3-5 hari. Riwayat kuretase 3 kali.</p> <p><strong>Kesimpulan</strong>: Sindrom asherman merupakan suatu ‘penyakit langka’. Penanganan sindrom asherman berupa dilatasi dan ballooning untuk pencegahan adhesi berulang, dan kombinasi dengan terapi hormonal sebagai tatalaksana restorasi endometrium. Tatalaksana ini memberikan prognosis yang baik pada pasien.</p> 2025-12-01T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2025 Jurnal Medical Profession (Medpro) https://jurnal.fk.untad.ac.id/index.php/medpro/article/view/2118 ANAK DENGAN WEBBED PENIS : SEBUAH LAPORAN KASUS 2025-11-28T02:16:03+00:00 Anshar Rasyid muh.anshar2000@gmail.com Muhammad Ardi Munir muh.anshar2000@gmail.com Amirah Basri muh.anshar2000@gmail.com <p><strong>Pendahuluan: </strong><em>Webbed penis </em>adalah ketika skrotum distal melekat ke sisi ventral penis, mengurangi sudut penoscrotal. Pada anak-anak, gejalanya biasanya tidak parah, dan mungkin terkait dengan kelainan lainnya seperti mikropenis, kelainan kurvatur penis, atau hipospadia. Meskipun fungsi penis biasanya normal, jika tidak diperbaiki sejak dini, mereka akan merasa berbeda dari rekan-rekan secara kosmetik, yang dapat menyebabkan stres psikologis saat remaja. Untuk mencegah keluhan yang lebih parah, rekontruksi penis disarankan sedini mungkin.</p> <p><strong>Laporan Kasus : </strong>Pasien anak laki-laki usia usia 1 tahun 10 bulan datang dibawa oleh orang tuanya dengan keluhan bentuk penis yang berbeda dari anak lainnya. Bentuk penis yang dimaksud orang tua pasien adalah bengkok dan tidak bisa diluruskan. Orang tua pasien mengatakan saat pasien buang air kecil tidak sepenuhnya memancar ke depan melainkan cenderung ke bawah karna penis tak dapat diluruskan. Pada saat pemeriksaan didapatkan hasil berupa penis kecil dan tertutup preputium, terdapat jaringan preputium yang terhubung ke skrotum saat penis digerakan. Lalu dilakukan tindaka operasi untuk mengembalikan sudut penoscrotal.</p> <p><strong>Kesimpulan: </strong>Berdasarkan amnanesis dan pemeriksaan fisik, pasien ini didiagnosis memiliki webbed penis. Segera setelah kelainan bentuk penis ini ditemukan, operasi rekontruksi penis harus dilakukan. Oleh karena itu, untuk mengurangi risiko komplikasi setelah operasi, sangat penting untuk memilih teknik rekonstruksi yang tepat.</p> 2025-12-01T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2025 Jurnal Medical Profession (Medpro) https://jurnal.fk.untad.ac.id/index.php/medpro/article/view/1562 GANGREEN DIABETES PRO DISARTIKULASI LUTUT : LAPORAN KASUS 2024-09-30T06:16:46+00:00 Muh Khohen Landung khohenrpcmasamba@gmail.com Ary Anggara Aryanggarauhuy@gmail.com Haris Tata khohenrpcmasamba@gmail.com Imtihanah Amri khohenrpcmasamba@gmail.com Ria Sulistiana khohenrpcmasamba@gmail.com <p><strong>Pendahuluan : </strong>Diabetes militus yang tidak terkendali dapat menyebabkan komplikai metabolik ataupun komplikasi vaskular jangka panjang, yaitu mikroangiopati dan makroangiopati. Penderita diabetes militus juga rentan terhadap infeksi kaki luka yang kemudian dapat dikembangkan menjadi gangren, sehingga meningkatkan kasus amputasi. Gangren adalah kondisi klinis jaringan iskemik dan nekrotik, seringkali timbul di sekitar jari atau ektremitas. Berdasarkan data dari World Health Organization jumlah penderita Diabetes Melitus meningkat menjadi 422 juta pada tahun 2014. Menurut Federasi Diabetes Internasional, 415 juta orang hidup dengan Diabetes Melitus pada tahun 2015, dan diperkirakan jumlahnya akan meningkat menjadi hampir 642 juta pada tahun 2040. Komplikasi yang paling ditakutkan adalah amputasi ekstremitas. Komplikasi lainnya termasuk osteomielitis, kelainan bentuk permanen, risiko sepsis.</p> 2025-12-01T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2025 Jurnal Medical Profession (Medpro) https://jurnal.fk.untad.ac.id/index.php/medpro/article/view/2105 MORBUS HANSEN PADA LAKI-LAKI USIA 15 TAHUN: LAPORAN KASUS 2025-11-21T12:28:44+00:00 Nurul Shafa Risqia kiariskia02@gmail.com Diany Nurdin dianynurdin@gmail.com Muhammad Nasir muhammadnasirtuwopaolai@yahoo.co.id Ary Anggara Aryanggaraara@gmail.com Mayabi Pratika Mayabiprtk@gmail.com <p><strong>Pendahuluan:</strong> Morbus Hansen atau kusta adalah penyakit menular kronis yang disebabkan oleh Mycobacterium Leprae dan hampir mirip dengan penyakit kulit lainnya. Penyakit ini menyerang kulit dan saraf tepi, jika tidak diobati maka dapat menyebabkan kelainan bentuk dan kecacatan.</p> <p><strong>Laporan Kasus: </strong>Seorang laki-laki berusia 15 tahun datang ke poliklinik kulit dan kelamin RSUD Undata Palu dengan keluhan luka pada hampir seluruh tubuh yang dirasakan sejak 6 bulan yang lalu. Pasien mengaku awalnya mengalami bengkak pada muka, kemudian muncul bercak-bercak merah hampir di seluruh bagian tubuhnya, bercak-bercak tersebut gatal kemudian pasien seringkali menggaruk sehingga menimbulkan luka dan kulitnya terkelupas. Luka tersebut paling banyak muncul di tangan dan kaki, dan terkelupas menyerupai sisik. Pasien juga seringkali mengeluhkan demam. Pasien mengaku sulit untuk menggerakan tangan dan kakinya setelah keluhan tersebut muncul. Pasien memiliki berat badan dibawah gizi normal. Pada pemeriksaan status dermatologi, didapatkan adanya makula hipopigmentasi pada area frontalis. Selain itu, tampak patch dan makula hipopigmentasi disertai skuama dan krusta pada area antebrachialis dextra dan plak hipopigmentasi disertai skuama, krusta dan likenifikasi pada area antebrachialis sinistra. Adapun untuk region extremitas inferior ditemukan patch dan makula hipopigmentasi disertai skuama dan krusta pada area femoralis et cruralis anterior. Pada pemeriksaan fisik juga ditemukan hipoanastesi pada lesi.</p> <p><strong>Kesimpulan: </strong>Pada kasus ini dapat ditegakkan diagnosis morbus hansen (MH) atau kusta. Diagnosis tersebut dapat ditegakkan bila ditemukan minimal satu tanda cardinal dan ditemukan adanya gangguan sensibilitas berupa hipoanastesi pada daerah lesi. Pengobatan kusta menggunakan regimen terapi multi-obat yang telah direkomendasikan oleh WHO berdasarkan usia dan sesuai tipe paucibacillary dan multibacillary. Pemberian rifampisin, klofazimin, dan dapson (diaminodifenil sulfon) digunakan sebagai pengobatan lini pertama. Pengobatan pada kasus MB diberikan pengobatan rifampisin, dapson, dan klofazimin selama 12 bulan.</p> 2025-12-01T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2025 Jurnal Medical Profession (Medpro) https://jurnal.fk.untad.ac.id/index.php/medpro/article/view/2120 ANALISIS KORELASI ANTARA USIA MENARCHE DAN DISMENORE PRIMER PADA SISWI SMP LAB SCHOOL PALU 2025-11-28T03:17:59+00:00 Yesi Chrismatika Angelina Filus veradianatowidjojo@gmail.com Vera Diana Towidjojo veradianatowidjojo@gmail.com Nur Syamsi nursyamsi@untad.ac.id <p><strong>Latar Belakang: </strong>Dismenore merupakan sensasi nyeri berupa kram di perut bagian bawah seringkali menjalar ke punggung dan paha. Dismenore primer merupakan nyeri&nbsp; yang bersifat fisiologis berkaitan dengan siklus menstruasi yang disebabkan oleh usia menarche yang dini. Menarche adalah periode menstruasi pertama kali pada remaja putri yang berusia 11-16 tahun. Menarche yang terjadi sebelum usia 12 tahun memiliki risiko 23% lebih tinggi mengalami dismenore dibandingkan dengan remaja putri yang mengalami menarche pada usia 12-14 tahun. Tujuan penelitian ini yaitu menganalisis hubungan antara usia menarche dan kejadian dismenore primer pada siswi &nbsp;SMP Lab School Palu.</p> <p><strong>Metode: </strong>metode penelitian menggunakan kuantitatif analitik observasional dengan metode cross-sectional dengan jumlah populasi berjumlah 62 orang dan sampel &nbsp;berjumlah 46 orang.</p> <p><strong>Hasil: </strong>hasil penelitian menunjukkan mayoritas remaja putri mengalami menarche di usia &lt;12 tahun sebanyak 26 siswi (56,5%) dan &nbsp;37 siswi (80,4%) mengalami dismenore primer. Hasil uji hubungan antara variabel usia menarche dan dismenore primer&nbsp; menunjukkan nilai <em>p sebesar </em>0,011 dengan nilai koefisien korelasi (-0,370)</p> <p><strong>Kesimpulan</strong>: antara usia menarche memiliki hubungan dengan kejadian dismenore primer pada siswi SMP Lab School Palu dengan tingkat hubungan kedua variabel cukup dan tidak searah.</p> 2025-12-01T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2025 Jurnal Medical Profession (Medpro) https://jurnal.fk.untad.ac.id/index.php/medpro/article/view/1599 OD KATARAK SINILIS MATUR DAN OS PSEUDOFAKIA: LAPORAN KASUS 2024-11-03T05:58:23+00:00 Nilovar Amir Adnan nilovaramiradnan@gmail.com Christin Roni Nayoan Ch.lapadji@gmail.com Citra Azmi Anggita koi34zuru@gmail.com Neneng Helijanti koi34zuru@gmail.com Budi Dharmono Tulaka budidharmono@untad.ac.id <p><strong>Pendahuluan : </strong>Katarak merupakan masalah pada lensa mata yang keruh, katarak dikategorikan atas beberapa jenis yaitu katarak usia, pediatri dan sekunder. Operasi katarak adalah prosedur yang paling sering digunakan dalam mengatasi permasalah katarak di beberapa negara.</p> <p><strong>Laporan Kasus : </strong>Pasien wanita I. usia 56 tahun datang dengan keluhan mata kiri pasien seperti kabur yang dialami +- 2 bulan lalu. Keluhan disertai dengan penglihatan seperti berbayang jika melihat cahaya lampu pandangan berkabut. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tanda vital dalam batas normal. Pada Pemeriksaan status oftalmologis visus didapat hasil OD 1/300 Dan OS 6/9 pada lensa didapatkan OD lensa keruh</p> <p><strong>Kesimpulan :</strong> Teknik operasi menggunakan metode SICS lebih efektif pada operasi katarak dengan volume tinggi dibandingkan teknik lain nya karena merupakan teknik terbaru yang telah dikembangkan dari pada teknik sebelumnya yaitu teknik EKEK.</p> 2025-12-01T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2025 Jurnal Medical Profession (Medpro)