Jurnal Medical Profession (Medpro) https://jurnal.fk.untad.ac.id/index.php/medpro <p align="justify"><strong><img style="float: left; width: 190px; margin-top: 8px; margin-right: 10px;" src="https://jurnal.fk.untad.ac.id/public/site/images/admin/medpro.png" height="264" /></strong></p> <p align="justify"><strong><span style="font-family: helvetica; font-size: small;"><span style="font-family: helvetica; font-size: medium;">Jurnal Medical Profession (Medpro) </span></span></strong><span style="font-family: helvetica; font-size: small;"><span style="font-family: helvetica; font-size: medium;">adalah </span></span><span style="font-family: helvetica; font-size: small;"><span style="font-family: helvetica; font-size: medium;">p</span></span>eer-reviewed jurnal dalam bidang Kedokteran dan Ilmu Kesehatan yang menerbitkan artikel penelitian, literature review dan laporan kasus. Jurnal MedPro mencakup Ilmu Kedokteran, Ilmu Biomedis, Ilmu Kesehatan Masyarakat, Management dan Pelayanan Kesehatan, Asuransi Kesehatan, Kebidanan, Keperawatan dan bidang kesehatan lainnya.</p> <p align="justify">Dikelolah oleh Fakultas Kedokteran dengan Penerbit Universitas Tadulako. <a href="http://u.lipi.go.id/1542958954" target="_blank" rel="noopener">P-ISSN: <span style="font-family: helvetica; font-size: small;"><span style="font-family: helvetica; font-size: medium;">2656-761X</span></span></a> and <a href="http://u.lipi.go.id/1542958954" target="_blank" rel="noopener">e-ISSN </a><a style="text-decoration: NONE;" href="http://issn.pdii.lipi.go.id/issn.cgi?daftar&amp;&amp;&amp;&amp;&amp;2655-7584" target="baru">2655-7584</a>.</p> <p align="justify"><strong><span style="font-family: helvetica; font-size: small;"><span style="font-family: helvetica; font-size: medium;">Jurnal Medical Profession (Medpro)</span></span> </strong>terbit 4 kali dalam setahun.</p> Universitas Tadulako en-US Jurnal Medical Profession (Medpro) 2655-7584 The Relationship between Maternal Behavior and the Incidence of Diarrhea in Toddlers 0-59 Months https://jurnal.fk.untad.ac.id/index.php/medpro/article/view/1118 <p><strong><em>Background</em></strong><em>: Diarrhea is an endemic disease with the potential for Extraordinary Events which is often accompanied by death in Indonesia. Diarrhea attacks children under five more often because their immune systems are still weak so toddlers are more susceptible to bacteria that cause diarrhea. The main cause of death due to diarrhea is improper management both at home and in health services. To reduce the death rate due to diarrhea, fast and appropriate management is needed.<strong>Methods</strong>: The research method used was literature review which was processed based on scholarly journals obtained from PubMed, Google Scholar and BMC Public Health.<strong>Conclusion: </strong>Mother's behavior in caring for and looking after children is related to the incidence of diarrhea in toddlers aged 0-59 months.</em></p> <p>&nbsp;</p> <p>&nbsp;</p> Ketut Suarayasa Indira Putri Angela Mutiara Riwu Copyright (c) 2024 Jurnal Medical Profession (Medpro) 2024-04-20 2024-04-20 6 1 1 9 A PERSPEKTIF BIOETIK PENGGUNAAN VAKSIN COVID-19 TANPA INFORMASI JANGKA PANJANG https://jurnal.fk.untad.ac.id/index.php/medpro/article/view/1088 <p>Pendahuluan : Proses standar pembuatan vaksin 10 hingga 30 tahun untuk tahap pra-klinis dan uji klinis untuk mencapai produksi skala besar setelah persetujuan dan lisensi, namun pengembangan vaksin COVID-19 lebih cepat yaitu 9 bulan dari vaksin standar sehingga menimbulkan dilema etik dalam penggunaan vaksin tanpa informasi jangka panjang Metode : Informasi Literature Review berasal dari database Google Scholar, Science direct, PubMed, Proquest, dan Portal garuda. Kata kunci dalam menemukan artikel “ethics” OR “bioethics” OR “etik” OR “bioetik” AND “vaccine COVID-19 use without long-term information” AND “penggunaan vaksin COVID-19 tanpa informasi jangka panjang” Hasil : Autonomy penggunaan vaksin COVID-19 tanpa informasi jangka panjang harus meminta persetujuan tanpa paksaan untuk vaksinasi. Penggunaan vaksin COVID-19 tanpa informasi jangka panjang, tidak mungkin untuk mengakui bahwa prinsip non-maleficence sepenuhnya terpenuhi, mengingat efek sampingnya mungkin tidak diketahui. Prinsip beneficence mengutamakan perlindungan dan mempertimbangkan risiko serta manfaatnya. <br>Penggunaan vaksin COVID-19 tanpa informasi jangka panjang justice memastikan bahwa semua orang memiliki kesempatan dan perlindungan yang sama. <br>Kesimpulan : penggunaan vaksin COVID-19 tanpa informasi jangka panjang harus dengan persetujuan dari penerima vaksin sebagai autonomy. Non-maleficence dan beneficence membutuhkan pertimbangan yang cermat dan lebih mengutamakan beneficence. Justice dalam penggunaan vasksin mempunyai kesempatan yang sama dan perlindungan yang sama. <br>Kata Kunci: Perspektif Bioetik, Vaksin, COVID-19</p> lukman nur rahman Rahman Muhammad Ardi Munir Vera Diana Towidjojo Copyright (c) 2024 Jurnal Medical Profession (Medpro) 2024-04-20 2024-04-20 6 1 10 17 HEPATITIS B DALAM KEHAMILAN : LAPORAN KASUS https://jurnal.fk.untad.ac.id/index.php/medpro/article/view/1363 <p><strong>Pendahuluan: </strong>Virus hepatitis B (HBV) merupakan penyakit hati yang paling sering terjadi pada ibu hamil. HBV yang menyerang ibu hamil menjadi masalah karena memiliki risiko penularan ke bayi (<em>mother-to-child transmission</em>/MTCT) yang cukup tinggi. Infeksi ini juga dapat meningkatkan risiko komplikasi persalinan, keguguran, bahkan dapat menyebabkan kematian bayi.</p> <p><strong>Laporan Kasus: </strong>Pasien perempuan usia 37 tahun G5P3A1 datang ke Rumah Sakit Undata Palu, pasien hamil cukup bulan dengan keluhan nyeri perut bawah tembus belakang sejak 1 hari yang lalu, keluar air berwarna bening dan cair dari jalan lahir, urine berwarna kuning pekat seperti teh. Hasil pemeriksaan HbsAg positif.</p> <p><strong>Kesimpulan:</strong> Pasien seorang ibu hamil yang didiagnosis Hepatitis B berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang. Tindakan persalinan normal pervaginam berhasil dilakukan pada kasus ini, dan bayi yang lahir diberikan vaksinasi hepatitis B setelah persalinan.</p> <p>&nbsp;</p> Cindy Restu Bhakti Cinderella Antoinette Novalina Rieuwpassa I Putu Fery Immanuel White Tri setyawati Copyright (c) 2024 Jurnal Medical Profession (Medpro) 2024-04-20 2024-04-20 6 1 18 23 Chronic Subdural Hematoma : LAPORAN KASUS https://jurnal.fk.untad.ac.id/index.php/medpro/article/view/1287 <p>Subdural hematoma kronis adalah akumulasi darah di antara lapisan arakhnoid dan dura mater di dalam rongga subdural yang berkembang secara perlahan selama periode waktu yang lebih lama setelah cedera kepala. CT-Scan non-kontras tetap menjadi alat yang paling berguna dalam evaluasi CSDH karena biayanya yang efektif, ketersediaan cepat, dan sensitivitas diagnostiknya. Pengobatan obat untuk CSDH yang dikombinasikan dengan hipertensi intrakranial dan sakit kepala dapat melibatkan penggunaan obat osmotik dehidrasi, obat antiinflamasi nonsteroid, dan monitoring fungsi ginjal dan elektrolit. BHD (<em>Burr-Hole Drainage)</em> merupakan metode yang paling umum digunakan dan memiliki tingkat komplikasi yang lebih rendah dibandingkan dengan kraniotomi terbuka, terutama pada pasien lanjut usia.</p> <p>&nbsp;</p> <p><strong>Kata Kunci</strong> : Cedera Kepala, <em>Chronic subdural hematoma</em>, Tatalaksana Bedah, <em>Burr Hole Drainage</em></p> Salmia M. Sabir Imtihanah Amri Copyright (c) 2024 Jurnal Medical Profession (Medpro) 2024-04-20 2024-04-20 6 1 24 31 PELECEHAN SEKSUAL PADA ANAK BERUSIA 14 TAHUN DI BAGIAN FORENSIK DAN MEDIKOLEGAL TAHUN 2023: SEBUAH LAPORAN KASUS https://jurnal.fk.untad.ac.id/index.php/medpro/article/view/1269 <p style="font-weight: 400;"><strong><em>Pendahuluan: </em></strong><em>Kejahatan seksual merupakan salah satu bentuk dari kejahatan yang berkaitan dengan tubuh, kesehatan, dan nyawa manusia. Mirisnya ancaman kekerasan seksual justru lebih sering terjadi disebabkan oleh lingkungan terdekat anak. Undang-Undang Perlindungan Anak menggunakan kata “persetubuhan” dan “perbuatan cabul” untuk menunjukkan kekerasan seksual pada Anak. Data dari Kementerian Sosial di tahun 2020 kasus kekerasan serta pelecehan seksual pada anakmeningkat disaat pandemi Juni-Agustus 2020 total tercatat sebanyak 8.259 kasus menjadi 11.797 kasus pada Juli dan Agustus menjadi 12.855 kasus. Dari seluruh kasus kekerasan seksual pada anak baru terungkap setelah peristiwa itu terjadi, dan tidak sedikit yang berdampak fatal.</em></p> <p style="font-weight: 400;"><strong><em>Tujuan: </em></strong><em>Penelitian ini bertujuan untuk merangkum riwayat umum, temuan fisik serta kaitannnya dengan aspek medikolegalpada kasus pelecehan seksual pada anak.</em></p> <p style="font-weight: 400;"><strong><em>Metodologi: </em></strong><em>Penelitian ini merupakan jenis laporan kasus (case report) di bagian Forensik dan Medikolegal RSUD Anuntaloko Parigi pada bulan September 2023. Subjek kasus mencakup satu orang pasien berusia 14 tahun dengan pelecehan seksual oleh Ayah Tiri korban. Laporan kasus ini memberikan rincian kasus seperti deskripsi pasien, skenario klinis, hasil pemeriksaan fisik dan pemeriksaan anogenital dan kaitannya dengan medikolegal.</em></p> <p style="font-weight: 400;"><strong><em>Hasil: </em></strong><em>Pada korban tidak ditemukan adanya robekan pada selaput dara, selain itu tidak ditemukan tanda-tanda kekerasanberupa luka-luka pada alat kelamin dan bagian tubuh lainnya.</em></p> <p style="font-weight: 400;"><strong><em>Kesimpulan: </em></strong><em>Pada kasus pelecehan seksual pada anak meskipun tidak adanya ditemukan luka-luka pada tubuh dan robekan pada selaput dara tidak dapat menyingkirkan adanya kasus pelecehan seksual. Faktor seperti lambatnya pemeriksaan dapat menjadi salah satu penyebab tidak ditemukan adanya luka karena telah mengalami penyembuhan. Pernyataan korban mengenai kejadian tidak dapat disingkirkan dan penentuan sepenuhnya oleh penyidik, dokter selaku pemeriksa hanya memilikihak untuk memeriksa dan memberikan opini.</em></p> Rizka Novia Idrus Nur Afni Fafid M. Sabir Budi Dharmono Tulaka Copyright (c) 2024 Jurnal Medical Profession (Medpro) 2024-04-20 2024-04-20 6 1 32 37 BAYI COVID-19 : LAPORAN KASUS https://jurnal.fk.untad.ac.id/index.php/medpro/article/view/1282 <p>COVID-19 adalah infeksi saluran pernapasan yang disebabkan oleh SARS-CoV-2 yang muncul pertama kali di Wuhan, Tiongkok pada bulan Desember 2019. Indonesia menjadi salah satu negara yang terkena dampak pandemi COVID-19. Manifestasi klinis yang terjadi bisa tanpa gejala, ringan, sedang, berat, kritis atau gelaja sistemik di luar gejala respirasi yang disebut <em>Multisystem Inflammatory Syndrom of </em>COVID-19 (MIS-C) Seorang bayi perempuan usia 1 bulan 3 hari dibawa orang tuanya ke RS Undata dengan keluhan demam. Demam dialami pasien mulai dari kemarin malam SMRS (04/03/2022). Keluhan disertai batuk, beringus, sesak bayi terlihat lemas dan tidak aktif. &nbsp;Pasien merupakan anak pertama dan ibu pasien berusia 29 tahun. Bayi melakukan kontak dengan ibu yang terkonfirmasi positif covid-19.</p> <p>Pada pemeriksaan fisik didapatkan tanda vital, nadi 150x/menit, suhu badan 37,7°C, respirasi 50x/menit. BBS adalah 2100 gram. Pada sistem respirasi didapatkan retraksi dinding dada. pada sistem hematologi di temukan bayi pucat. Pada pemeriksaan penunjang darah lengkap didapatkan RBC : 2,83 x 106/Ul (Low), HBG : 8,8 g/dl (Low), HCT : 26,3 % (Low). Pada pemeriksaan RT-PCR diperoleh hasil Positif (+). Terapi yang diberikan berupa farmakologi berupa perawatan suportif, antivirus, antibiotik, kortikosteroid, vitamin C dan nonfarmakologi berupa oksigenasi, infus cairan <em>maintenance,</em> serta nutrisi adekuat</p> <p><strong>Kata Kunci : COVID-19, Pediatrik, Manifestasi klinis, Terapi</strong></p> Fadila Gunawan Rahma Rosa Dwi Wahyuni Haerani Harun Copyright (c) 2024 Jurnal Medical Profession (Medpro) 2024-04-20 2024-04-20 6 1 38 46 HERPES ZOSTER : LAPORAN KASUS https://jurnal.fk.untad.ac.id/index.php/medpro/article/view/1254 <p>Pendahuluan : Herpes Zoster atau shingles merupakan manifestasi klinis karena reaktivasi virus <br>varisela zoster (VZV). Lesi herpes zoster dapat mengenai seluruh kulit tubuh maupun membrane <br>mukosa. Herpes zoster biasanya diawali dengan gejala-gejala prodromal selama 2-4 hari yaitu <br>sistemik ( demam, pusing, malaise ), dan local ( nyeri otot-tulang, gatal, pegal ). Setelah itu akan <br>timbul eritema yang berubah menjadi vesikel berkelompok dengan dasar kulit yang edema dan <br>eritematosa.<br>Laporan Kasus : Seorang pasien perempuan berumur 59 tahun masuk rumah sakit dengan<br>nyeri pada lengan disertai kulit kemerahan berisi cairan (Papul) daerah lengan kiri , nyeri di <br>rasakan seperti ditusuk-tusuk nyeri hiang timbul, kulit kemerahan di sertai vesikel berisi cairan di <br>daerah lengan sebelah kiri menyebar sampai ke dada. Keluhan ini awalnya disertai gatal dan <br>perih serta semakin banyak. Gejala ini muncul 3 hari sebelum masuk RS. Pasien juga <br>mengeluhkan tidak enak badan, lemas, demam(+) dan nyeri kepala(+).Tidak ada yang <br>mengalami keluhan serupa di lingkungan tempat tinggal pasien. Pasien memiliki riwayat pernah <br>terkena cacar air pada usia muda.<br>Kesimpulan : Penyakit Herpes Zoster atau yang juga sering disebut “shingles” merupakan <br>penyakit yang disebabkan reaktivasi virus varisela zoster (VVZ). Penatalaksanaan pada kasus <br>Herpes Zoster dengan menggunakan Drugs Antiviral Therapy. Penatalaksanaan yang tepat dan <br>cepat akan memberikan prognosis yang baik<br>Kata Kunci : Herpes Zoster, NHP</p> sandika dwi putra Asrawati Sofyan sandika Ary Anggara Copyright (c) 2024 Jurnal Medical Profession (Medpro) 2024-04-20 2024-04-20 6 1 47 53 NEUROFIBROMA TIPE I PADA PASIEN PEREMPUAN USIA 22 TAHUN DI RSUD TORABELO SIGI : LAPORAN KASUS https://jurnal.fk.untad.ac.id/index.php/medpro/article/view/1265 <p><strong>Pendahuluan : </strong>Neurofibromatosis didefinisikan sebagai kelainan genetik autosomal dominan dan kondisi yang diturunkan, pertama kali dijelaskan oleh Friedrich Daniel Von Recklinghausen.<sup>1-3</sup> Pada penyakit ini, terjadi pertumbuhan jaringan saraf menghasilkan pembentukan tumor (neurofibroma) dan dapat menyebabkan kerusakan serius pada saraf dan jaringan sekitarnya. Ada dua jenis neurofibromatosis tipe 1 dan tipe II. Neurofibromatosis tipe I (NF1), juga disebut sebagai penyakit Recklinghausen, mempengaruhi sekitar 1 dari 3500 orang dan hadir dengan berbagai kelainan karakteristik kulit dan sistem saraf perifer. Makula Caféau-Lait adalah salah satu kelainan kulit khas dari tujuh kriteria diagnostik utama NF1. Neurofibromatosis tipe II (NF2) jarang terjadi pada kurang dari 1 dari 25.000 individu, sebelumnya disebut sebagai neurofibromatosis sentral.</p> <p><strong>Laporan Kasus : </strong>Laporan ini membahas tentang seorang perempuan usia 22 tahun datang ke poli kulit dan kelamin RSUD Torabelo mengeluhkan munculnya benjolan kecil di punggung sekitar 4 bulan yang lalu. Pada awalnya, benjolan muncul seperti jerawat semakin lama semakin membesar. Benjolan dirasakan tidak gatal, tidak mudah berdarah, riwayat trauma sebelum benjolan muncul disangkal. Di area punggung terdapat benjolan dengan dengan kemerahan, padat, berbatas tegas.</p> <p><strong>Kesimpulan : </strong>Gambaran klinis yang khas pada neurofibroma tipe I yaitu ada nya bercak atau makula café au lite. Penatalaksaan pada kasus ini dilakukan eksisi bedah listrik untuk meningkatkan kualitas hidup dan estetika dari pasien. Penyakit ini jarang menimbulkan kematian.</p> <p><strong>Kata Kunci : </strong><em>Neurofibroma, NF-tipe I, NF- tipe II, </em><em>Café au lait</em></p> Jihan G. Ismail Zakiana Sakka Ria Sulistiana Muhammad Nasir Copyright (c) 2024 Jurnal Medical Profession (Medpro) 2024-04-20 2024-04-20 6 1 54 59 GIANT HERNIA INSISIONAL : LAPORAN KASUS https://jurnal.fk.untad.ac.id/index.php/medpro/article/view/1010 <p><strong>Pendahuluan : </strong><em>Giant hernia insisional </em>memiliki insidensi yang variatif &nbsp;dengan perkiraan kejadian 2-20% pada kebanyakaan kasus pasca laparotomi midline. Sering disebabkan oleh penyembuhan luka yang buruk. Hernia cenderung tumbuh dalam ukuran yang lebih besar dan kompleks, oleh karena itu penanganannya menjadi prioritas yang harus dilakukan untuk mencegah terjadinya komplikasi seperti defek, obstruksi, ulserasi kulit dan masalah pernafasan.</p> <p><strong>Laporan kasus : </strong>Laporan ini memaparkan kasus pasien laki-laki berusia 79 tahun masuk RS dengan keluhan adanya benjolan pada daerah bekas operasi di perut sejak&nbsp; 7 bulan yang lalu, Benjolan tersebut timbul ketika pasien batuk, mengedan, saat pasien posisi membungkuk, duduk, berdiri. Benjolan menghilang ketika pasien berbaring. Pasien mengatakan nyeri dan gatal di sepanjang luka bekas jahitan operasi hilang timbul . BAK dan BAB lancar. Pasien memiliki riwayat operasi laparotomy pada bulan November 2021.</p> <p><strong>Kesimpulan : </strong><em>Giant hernia insisional</em> merupakan kompliksi yng sering terjadi pasca laparotmi yang dapat menyebabkan komplikasi berupa defek, obstruksi, ulserasi kulit dan masalah pernafasan. Namun dengan rekonstruksi metode <em>Transversus abdominis muscle release </em>efektif dalam rekonstruksi defek yang sangat luas.</p> Syahraeni Reni Agung Kurniawan Muhammad Ardi Munir Copyright (c) 2024 Jurnal Medical Profession (Medpro) 2024-04-20 2024-04-20 6 1 60 65 MORBUS HANSEN MULTIBASILARY TYPE: CASE REPORT https://jurnal.fk.untad.ac.id/index.php/medpro/article/view/1365 <p>Morbus Hansen (MH) adalah penyakit infeksi granulomatosa kronik yang disebabkan oleh Mycobacterium leprae. Bakteri ini menginfeksi jaringan mukokutaneus dan saraf perifer.<sup>1</sup> Morbus Hansen (Kusta) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh Mycobacterium leprae. Infeksi ini bersifat obligat intra-seluler, sehingga dapat menimbulkan kecacatan dan psikososial karena pandangan masyarakat.<sup>2</sup> Insiden kusta di dunia pada tahun 2016 berdasarkan data WHO mengalami peningkatan, yakni dari 211.973 pada tahun 2015 menjadi 214.783 di tahun 2016.<sup>3</sup> Di Indonesia sampai dengan tahun 2017 masih terdapat 10 (sepuluh) provinsi dan 142 (seratus empat puluh dua) kabupaten/kota yang belum mencapai Eliminasi Kusta<sup>4</sup>. Hal ini menunjukkan masih banyak wilayah yang menjadi kantong endemisitas tinggi kusta di dunia.<sup>3 </sup>Klasifikasi tipe kusta dibagi pausi basiler (kusta kering) dan multibasiler (kusta basah).<sup>2 </sup>Secara klinis, MH didiagnosis jika didapatkan satu atau lebih tiga tanda utama (cardinal signs), yaitu bercak hipopigmentasi atau eritema dengan kehilangan sensasi pada kulit, penebalan saraf perifer, dan ditemukan basil tahan asam (BTA) pada pemeriksaan apusan kulit atau biopsi.<sup>1</sup> Berdasarkan Ridley dan Jopling, MH dibagi menjadi beberapa tipe, yaitu tuberkuloid (TT), borderline tuberkuloid (BT), mid borderline (BB), borderline lepromatous (BL), lepromatosa (LL). Sedangkan berdasarkan WHO, MH dibagi menjadi pausibasiler (PB) dan multibasiler (MB).<sup>1</sup> Komplikasi MH sangat bervariasi, seringkali melibatkan mata, tangan, dan kaki dengan kerusakan saraf dan deformitas.<sup>1</sup></p> Muhammad Ichlasul Amal Ary Anggara Ressy Dwiyanti Copyright (c) 2024 Jurnal Medical Profession (Medpro) 2024-04-20 2024-04-20 6 1 66 74 Katarak Senilis Imatur : Laporan Kasus https://jurnal.fk.untad.ac.id/index.php/medpro/article/view/1009 <p><strong>ABS</strong><strong>T</strong><strong>RAK</strong></p> <p><strong>Pendahuluan : </strong>Katarak merupakan penyebab utama terjadinya kebutaan di dunia. Menurut WHO memperkirakan terdapat 39 juta orang buta di dunia dan setengahnya disebabkan oleh katarak. Di Indonesia, diperkirakan terdapat tambahan penderita katarak baru sekitar 1.000 orang setiap tahunnya. <sup>[2]</sup> Sekitar 85% dari penderita katarak adalah orang lanjut usia (senile). <sup>[3]</sup></p> <p><strong>Laporan kasus : </strong>Laporan ini memaparkan kasus pasien laki-laki berusia 85 tahun dengan keluhan mengeluh penglihatan berasap pada mata sebelah kiri. Keluhan disertai dengan silau jika melihat cahaya. Riwayat darah tinggi dan kencing manis disangkal. Pemeriksaan tanda vital dalam batas normal. Pemeriksaan fisik mata didapatkan lensa oculi dextra et sinistra keruh, shadow test positif pada oculi dextra et sinistra. Kemudian dilakukan tatalaksana pada pasien yaitu pemberian obat tetes mata Catarlent eye drop lima kali sehari dan terapi bedah.</p> <p><strong>Kesimpulan : </strong>Fakoemulsifikasi merupakan metode terapi bedah terbaik dalam penanganan katarak senilis, meminimalisir terjadinya komplikasi astigmatisme dan lebih cepat dalam penyembuhan luka.</p> <p>&nbsp;</p> Rezeky Rahmah Transari Siduppa Neni Parimo Nur Syamsi Copyright (c) 2024 Jurnal Medical Profession (Medpro) 2024-04-20 2024-04-20 6 1 75 79 EFEKTIVITAS PENGGUNAAN FAVIPIRAVIR PADA PASIEN COVID-19: TINJAUAN SISTEMATIS https://jurnal.fk.untad.ac.id/index.php/medpro/article/view/1366 <p><em>COVID-19 berasal dari virus corona yang memiliki RNA rantai tunggal dan selubung yang dapat menginfeksi manusia dan hewan. Berdasarkan penelitian dan uji coba yang telah dilakukan terapi farmakalogi dengan antivirus menjadi salah satu pilihan pengobatan utama untuk mengobati pasien COVID-19. Obat antivirus yang disarankan untuk digunakan kembali dalam pengobatan, termasuk Favipiravir. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menilai keefektifan favipiravir dalam pengobatan COVID-19.</em></p> Georgiana Patricia Tangkilisan Ary Anggara Vera Diana Towidjojo Copyright (c) 2024 Jurnal Medical Profession (Medpro) 2024-04-20 2024-04-20 6 1 80 85 FAKTOR RISIKO INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK): LITERATURE REVIEW https://jurnal.fk.untad.ac.id/index.php/medpro/article/view/1303 <p><strong>Abstrak</strong> : Infeksi saluran kemih (ISK) adalah keadaan saluran kemih terinfeksi oleh patogen sehingga menyebabkan adanya bakteri pada urin yang dihasilkan. Kemenkes Indonesia memperkirakan terdapat 90-100 kasus ISK per 100.000 penduduk per tahun atau sekitar 180.000 kasus baru per tahun. Kejadian ISK dapat dipengaruhi oleh banyak hal, seperti jenis kelamin, usia, kebiasaan retensi urin, kebersihan alat kelamin, perilaku, penyakit batu saluran kemih. Tujuan dari literature review ini adalah mendeksripsikan faktor risiko yang berperan dalam kejadian ISK. Pencarian metode database yang digunakan termasuk <em>Elsevier, Pubmed, Google Schoolar dan Proquest</em> dengan mendapatkan 19 artikel dan yang digunakan hanya 10 artikel yang sesuai. Hasil yang didapatkan yaitu perempuan lebih berisiko terkena ISK, usia lanjut dapat meningkatkan risiko terjadi ISK, faktor kebiasaan yang buruk meningkatkan kejadian infeksi saluran kemih, serta batu saluran kemih ditemukan berhubungan dengan kejadian ISK. Kesimpulan jenis kelamin, usia, kebiasaan, dan batu saluran kemih menjadi faktor risiko terjadinya infeksi saluran kemih.</p> Nurul Annisah Tri setyawati Imtihanah Amri Copyright (c) 2024 Jurnal Medical Profession (Medpro) 2024-04-20 2024-04-20 6 1 86 93 SCALP MODEL MANNEKINS USING SIMPLE MATERIALS AS LEARNING TOOLS IN THE ANATOMY LABORATORY https://jurnal.fk.untad.ac.id/index.php/medpro/article/view/1367 <p><em>Suatu model yang dipakai sebagai alat bantu belajar bagi mahasiswa kedokteran dan keperawatan, berupa manekin model lapisan SCALP. Model lapisan SCALP berdasarkan urutan lapisannya yang berjumlah 5 lapis. Setelah desain manekin, selanjutnya lakukan pemilihan bahan- bahan murah dan mudah didapatkan untuk pembuatan model lapisan SCALP. Manekin Plastik untuk pembuatan bagian Kepala, Kayu sebagai bahan utama untuk pengukiran masing-masing Lapisan, Kain busa untuk pembuatan lapisan lemak, Kain kaca untuk pembuatan jaringan ikat tipis, Piloks dan cat sebagai pewarna. Pembuatan dan validasi model lapisan SCALP memberikan hasil yang cukup bermanfaat, memiliki kesan realistik seperti bentuk anatomisnya dan dapat digunakan sebagai alat bantu belajar di laboratorium anatomi.</em></p> Muhammad Ardi Munir Gabriella Bamba Ratih Lintin Fauziah Amining Ade Triansyah Copyright (c) 2024 Jurnal Medical Profession (Medpro) 2024-04-20 2024-04-20 6 1 94 99