EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI CLINICAL PATHWAY PADA PASIEN ANAK GASTROENTERITIS AKUT (GEA) DENGAN DEHIDRASI YANG DIRAWAT INAP DI RUMAH SAKIT PERMATA BEKASI

Authors

  • Nuzul Gyanata Adiwisastra
  • Wawaimuli Arozal
  • Hesty Utami

Abstract

Clinical pathway (CP) merupakan suatu konsep pra perawatan, pengendali biaya berdasarkan case-mix INA-CBGs dan pengendali mutu setiap profesi dipelayanan Rumah Sakit. Diare merupakan penyakit endemis di Indonesia dengan potensial kejadian luar biasa yang sering disertai dengan kematian. Kasus diare pada anak di RS sering diberikan antibiotik termasuk di RS Permata Bekasi dan diare merupakan 10 besar penyakit, sehingga dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui efektivitas CP berupa penggunaan antibiotik secara kualitatif (metode Gyssens) dan kuantitatif (ATC/DDD), lama rawat dan outcome klinis pada pasien anak GEA dengan dehidrasi rawat inap di RS Permata Bekasi sebelum CP (Januari- Desember 2017) dan sesudah CP (Januari-Desember 2018). Penelitian dilakukan selama tiga bulan dengan pendekatan secara retrospektif dengan observasional Rekam Medis pasien anak GEA dengan dehidrasi sebelum dan sesudah CP. Hasil penelitian disajikan secara deskriptif dan analitik. Analisis statistik untuk mengevaluasi lama rawat, outcome klinis, penggunaan antibiotik secara kualitatif dan kuantitatif pada pasien GEA dengan dehidrasi sebelum dan sesudah CP. Selama periode penelitian diperoleh total 282 pasien anak GEA dengan dehidrasi (141 pasien sebelum CP dan 141 sesudah CP). Jenis kelamin pasien sebelum (52.5%) dan sesudah (66.7%) CP tertinggi berjenis kelamin laki-laki dengan rentang umur tertinggi 1-4 tahun sebelum CP (59.6%) dan sesudah CP (50.4%), penyakit penyerta GEA terbanyak demam tifoid sebelum CP (48.2%) dan sesudah CP (36.2%) dengan derajat dehidrasi tertinggi berupa dehidrasi sedang sebelum CP (51.8%) dan sesudah CP (63.1%). Terdapat perbedaan jumlah pasien yang menerima terapi simtomatik antipiretik/analgetik sebelum CP (43.3%) dan sesudah CP (29.8%), antiemetik sebelum CP (47.5%) dan sesudah CP (54.6%) serta zink sebelum CP (48.9%) dan sesudah CP (64.5%). Lama hari rawat inap pasien sesudah CP menurun dibandingkan sebelum penerapan CP dengan (P-value 0.000). Sesudah penerapan CP jumlah penggunaan satu antibiotik (44.7%) atau tidak diberikan antibiotik (53.2%) meningkat dibandingkan sebelum CP (35.5% dan 17.7%) dengan jenis antibiotik tertinggi sebelum (24.1%) dan sesudah (33.3%) CP adalah ceftriaxone. Outcome klinis pasien sebelum dan sesudah CP diperbolehkan pulang/sembuh dengan (P-value 1.000). Penerapan CP di RS Permata Bekasi pada pasien anak GEA dengan dehidrasi meningkatkan kerasionalan antibiotik, menurunkan kuantitas penggunaan antibiotik dan menurunkan lama rawat inap tanpa mempengaruhi outcome klinis.

Kata kunci : Clinical Pathway, anak GEA dengan dehidrasi, antibiotik kualitatif dan kuantitatif, lama rawat, outcome klinis.

Downloads

Published

2019-12-10