IDENTIFIKASI TELUR CACING PADA SPESIMEN FESES ANAK-ANAK DI PANTI ASUHAN RAUDHATUL UMMAT PALU
DOI:
https://doi.org/10.22487/htj.v5i1.112Keywords:
Identifikasi, Telur cacing, Pemeriksaan fesesAbstract
Latar Belakang : Kecacingan menjadi salah satu masalah kesehatan yang masih banyak ditemukan terutama pada Soil Transmitted Helminth. Soil Transmitted Helminthes merupakan cacing golongan nematoda yang memerlukan tanah untuk perkembangan bentuk infektifnya. Prevalensi terjadinya kecacingan pada manusia di dunia adalah Ascaris lumbricoides mengenai 1300 orang, ancylostoma duodenal dan necator americanus mengenai 400–800 juta orang. Anak-anak usia sekolah mempunyai risiko paling tinggi untuk terjadinya manifestasi klinis dari infeksi ini Beberapa faktor yang dapat menyebabkan tingginya prevalensi infeksi cacing adalah rendahnya tingkat perilaku hidup bersih sehat. Tujuan: Untuk mengidentifikasi ada tidaknya telur cacing pada spesimen feses anak-anak di panti asuhan raudhatul ummat palu. Metode Penelitian : Jenis penelitian ini adalah penelitian studi observasional deskriptif. Dengan tujuan untuk memperoleh informasi tentang gambaran jenis telur cacing pada spesimen feses anak-anak di Panti Asuhan Raudhatul Ummat Palu. Hasil Penelitian : Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di panti asuhan raudhatul ummat menunjukan bahwa hasil pemeriksaan telur cacing STH dari 35 sampel yang diteliti terdapat 2 sampel yang ditemukan telur cacing dan 33 sampel yang tidak ditemukan telur cacing pada sampel tersebut. Hasil dari penelitian terdapat 2 sampel yang ditemukan telur cacing yang tergolong telur cacing STH yang diantaranya yaitu 1 telur cacing Ascaris lumbricoides dan satu lainnya yaitu telur Necator Americanus dan ditemukan pada anak dengan usia 6 dan 8 tahun. Kesimpulan : ditemukan telur cacing yang tergolong telur cacing STH dengan jenis telur cacing gelang dan telur cacing tambang dan ditemukan bahwa usia berpengaruh terhadap infeksi kecacingan.
References
WHO. Weekly epidemiological record. Geneva, Wolrd Health Organization; 2013. 2. Rowardho Divin. Keberadaan Telur Cacing Usus Pada Kuku Dan Tinja Siswa Sekolah Alam Dan Non Alam.
Nurjana MA, Sumolang PPF, Chadijah S, Veridiana NN. Faktor Risiko Infeksi Ascaris lumbricoides pada Anak Sekolah dasar di Kota Palu. Jurnal Vektor Penyakit. Jurnal Vektor Penyakit. 2013. 8(1): 23-29.
Hakiki NP, Faridah L, Dhamayanti M, Gurnida DA. Association between Mother’s Characteristics, Knowledge, Attitude, and Practice and Intestinal Helminthes Infection on Children. 2016. Althea Medical Journal.
Winita R, Mulyati, Hendri A. Upaya pemberantasan kecacingan di sekolah dasar. Makara, Kesehatan. 2013. vol. 16(2).
CDC. Parasitestrichuriasis.
Sutanto,Inge, Is Suhariah I, Pudji K. S, Saleha S, Parasitologi Kedokteran, Edisi Keempat, Balai Penerbit FKUI Jakarta: 2008.
Pusarawati S,Ideham B, Kusmartisnawati, Tantular I S, Basuki S.. Atlas Parasitologi Kedokteran. Jakarta : EGC. 2014.
Supali T, Margono SS, Abidin SAN. Buku Ajar Parasitologi Kedokteran ed 4. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Cetakan ke-4. Jakarta: Balai penerbit FKUI;2008. hlm.6-29.
Prasetyo, Heru R. Buku Ajar Parasitologi Kedokteran Parasit Usus. Airlangga University Press. Surabaya. 2013.