ASPEK POLA ASUH, POLA MAKAN, DAN PENDAPATAN KELUARGA PADA KEJADIAN STUNTING
DOI:
https://doi.org/10.22487/htj.v6i1.96Keywords:
Stunting, Pola Asuh, Pola Makan, Pendapatan KeluargaAbstract
Stunting adalah bentuk tubuh yang pendek hingga melebihi defisit -2 SB dibawah median standar tinggi atau panjang badan menurut umur. Berdasarkan riset kesehatan dasar (Riskesdas) tahun 2013, prevalensi stunting nasional mencapai angka 37,2% yang terdiri dari 19,2% anak pendek dan 18,0% anak sangat pendek. Secara tidak langsung stunting dipengaruhi oleh polah asuh anak yang kurang memadai, rendahnya ketahanan pangan, sanitasi lingkungan, jangkauan kualitas pelayanan kesehatan. Sedangkan secara langsung dapat dipengaruhi oleh penyakit infeksi dan kurangnya asupan gizi. Pola asuh merupakan praktik yang di lakukan pengasuh seperti ibu, bapak, nenek, atau orang lain dalam pemeliharaan kesehatan, pemberian makanan, dukungan emosional anak dan pemberian stimulasi yang anak butuhkan dalam masa tumbuh kembang. Selain faktor pola asuh, pendapatan keluarga juga memiliki hubungan dengan kejadian stunting sesuai dari pernyataan Unicef bahwa akar masalah dari tumbuh kembang bayi salah satunya adalah krisis ekonomi. Ketidakmampuan kepala keluarga dalam mencukupi kebutuhan gizi bayi dari segi kuantitas maupun kualitas sehingga mengakibatkan dampak yang buruk bagi gizi bayi. Pola makan juga merupakan salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya stunting. Keadaan stunting anak usia sekolah terjadi karena pola makan yang kurang seperti kurangnya asupan protein dan lemak yang menyebabkan tingginya prevalensi stunting (22,1%).
References
Kusuma KE, Nuryanto. Faktor Risiko Kejadian Stunting pada Anak Usia 2-3 Tahun. J Nutr Coll. 2013.
Khasanah DP, Hadi H, Paramashanti BA. Waktu pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI) berhubungan dengan kejadian stunting anak usia 6-23 bulan di Kecamatan Sedayu. J Gizi dan Diet Indones (Indonesian J Nutr Diet. 2016;4(2):105. doi:10.21927/ijnd.2016.4(2).105-111
Rahayu A, Khairiyati L. Risiko pendidikan ibu terhadap kejadian stunting pada anak 6-23 bulan. Penel Gizi Makan. 2014. doi:10.22435/PGM.V37I2.4016.129-136
UNICEF. Improving Child Nutrition: The Achievable Imperative for Global Progress.; 2013. doi:978-92-806-4686-3
Wellina WF, Kartasurya MI, Rahfilludin MZ. Faktor Risiko Stunting pada Anak Usia 6 - 12 Bulan. J Gizi Indonesia. 2016.
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Riset Kesehatan Dasar 2013. Riset Kesehatan Dasar 2013. 2013.
Wahdah S, Juffrie M, Huriyati E. Faktor risiko kejadian stunting pada anak umur 6-36 bulan di Wilayah Pedalaman Kecamatan Silat Hulu, Kapuas Hulu, Kalimantan Barat. J Gizi dan Diet Indones (Indonesian J Nutr Diet. 2016. doi:10.21927/ijnd.2015.3(2).119-130
Aridiyah FO, Rohmawati N, Ririanty M. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kejadian Stunting pada Anak Balita di Wilayah Pedesaan dan Perkotaan (The Factors Affecting Stunting on Toddlers in Rural and Urban Areas). e-Jurnal Pustaka Kesehat. 2015.
De Onis M, Blössner M, Borghi E. Prevalence and trends of stunting among pre-school children, 1990-2020. Public Health Nutr. 2012. doi:10.1017/S1368980011001315
Aramico B, Sudargo T, Susilo J. Hubungan sosial ekonomi, pola asuh, pola makan dengan stunting pada siswa sekolah dasar di Kecamatan Lut Tawar, Kabupaten Aceh Tengah. J Gizi dan Diet Indones (Indonesian J Nutr Diet. 2016. doi:10.21927/ijnd.2013.1(3).121-130
Astari L, Nasoetion A, Dwiriani C. Hubungan Karakteristik Keluarga, Pola Pengasuhan dan Kejadian Stunting Anak Usia 6-12 Bulan. Media Gizi Kel. 2005;29(2):40-46.
Bloem MW, de Pee S, Hop LT, et al. Key Strategies to further reduce stunting in Southeast Asia: lessons from the ASEAN countries workshop. Food Nutr Bull. 2013. doi:10.1177/15648265130342s103
Hoffman DJ, Sawaya AL, Verreschi I, Tucker KL, Roberts SB. Why are nutritionally stunted children at increased risk of obesity? Studies of metabolic rate and fat oxidation in shantytown children from Sao Paulo, Brazil. Am J Clin Nutr. 2000. doi:10.1093/ajcn/72.3.702
Lppm M, Hang S, Pekanbaru T. Permasalahan Anak Pendek (Stunting) dan Intervensi untuk Mencegah Terjadinya Stunting (Suatu Kajian Kepustakaan) Stunting Problems and Interventions to Prevent Stunting (A Literature Review). J Kesehatan Komunitas. 2015.
Mucha N. Implementing Nutrition-Sensitive Development: Reaching Consensus.; 2012.
Herman, Arifuddin A, Humaerah A. Perilaku Pengasuhan Ibu Pada Balita Gizi Kurang di Wilayah Kerja Puskesmas Birobuli. J Preventif Kesehatan Masyarakat. 2016.
Rahman A, Nur AF. Hubungan Pemberian Asi Eksklusif Dengan Kejadian Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut Pada Anak Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Managaisaki. Healthy Tadulako Journal.2015.
Bangkele elli yane, A.D luh AF, Soemardji WM. Hubungan pengetahuan, sikap, dan dukungan suami terhadap pemberian asi eksklusif di kelurahan pengawu wilayah kerja puskesmas nosarara. Healthy Tadulako Journal. 2018.
Asrar M, Hadi H, Boediman D. Pola asuh, pola makan, asupan zat gizi dan hubungannya dengan status gizi anak balita masyarakat Suku Nuaulu di Kecamatan Amahai Kabupaten Maluku Tengah Provinsi Maluku. J Gizi Klinik Indonesia. 2009. doi:10.22146/ijcn.17716
Riyadi H, Martianto D, Hastuti D, Damayanthi E, Murtilaksono K. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Status Gizi Anak Balita Di Kabupaten Timor Tengah Utara, Provinsi Nusa Tenggara Timur. J Gizi dan Pangan. 2011. doi:10.25182/jgp.2011.6.1.66-73
Rahmad AH AL, Miko A. Kajian Stunting pada Anak Balita Berdasarkan Pola Asuh dan Pendapatan Keluarga di Kota Banda Aceh. J Kesmas Indonesia. 2016;8(2):63-79.
Aridiyah FO, Rohmawati N, Ririanty M. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kejadian Stunting pada Anak Balita di Wilayah Pedesaan dan Perkotaan (The Factors Affecting Stunting on Toddlers in Rural and Urban Areas). e-Jurnal Pustaka Kesehatan. 2015;3(1):163-170.
Defisiensi Vitamin A Dan Zinc Sebagaifaktor Risiko Terjadinya Stunting Pada Balita Di Nusa Tenggara Barat. Media Heal Res Dev. 2012. doi:10.22435/mpk.v0i0.759.
Kusharisupeni. Growth faltering pada bayi di kabupaten indramayu jawa barat. Kesehatan. 2002.
Rahayu LS. Hubungan Pendidikan Orang Tua dengan Perubahan Status Stunting Dari Usia 6-12 Bulan ke Usia 3-4 Tahun. In: Proseding Penelitian Bidang Ilmu Eksata. ; 2011.