HUBUNGAN MEROKOK SEBAGAI FAKTOR RISIKO PENYEBAB INSOMNIA PADA PEROKOK AKTIF USIA REMAJA
DOI:
https://doi.org/10.22487/mtj.v8i2.875Keywords:
Cigarettes, Insomnia, TeensAbstract
ABSTRAK
Latar Belakang: Banyaknya efek samping rokok yang disosialisasikan tidak mengurangi angka penggunaan rokok di Indonesia. Indonesia merupakan pengguna rokok terbanyak ke 3 di dunia. Dari banyaknya efek samping rokok, gangguan siklus tidur merupakan gejala yang paling sering timbul pada perokok aktif. Gejala yang timbul yakni berupa perasaan waspada serta terjaga yang merupakan efek stimulus dari kandungan nikotin yang terkandung dalam rokok dalam hal ini menyebabkan insomnia.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan antara merokok sebagai faktor risiko penyebab insomnia pada perokok aktif usia remaja
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross-sectional. Sampel penelitian adalah Mahasiswa Angkatan 2021 di Fakultas Hukum Universitas Tadulako dengan jumlah responden sebanyak 88 responden yang diklasifikasikan berdasarkan derajat merokok. Analisis data dilakukan dengan uji statistik non parametrik yaitu Spearman’s correlation.
Hasil: nilai signifikansi penelitian adalah 0,000 menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara perilaku merokok dengan kejadian insomnia. Dari hasil penelitian didapatkan responden terbanyak merupakan perokok ringan dengan kejadian insomnia ringan dan responden yang merupakan perokok sedang mengalami insomnia sedang serta tidak terdapat sampel yang merupakan perokok berat.
Kesimpulan: Terdapat hubungan antara konsumsi rokok dengan kejadian insomnia pada perokok aktif usia remaja.
ABSTRACT
Background: The many socialized side effects of smoking do not reduce the number of cigarette use in Indonesia. Indonesia is the 3rd most cigarette user in the world. Of the many side effects of tobacco, sleep cycle disturbance is the most common symptom in active smokers. The symptoms that arise are a feeling of alertness and wakefulness, which is the stimulus effect of the nicotine content contained in cigarettes which, in this case, causes insomnia.
Objective: This study aims to determine the relationship between smoking as a risk factor for insomnia in active adolescent smokers
Methods: This research is a quantitative study with a cross-sectional approach. The research sample was Batch 2021 students at the Faculty of Law, Tadulako University, with 88 respondents classified based on smoking. Data analysis using a non-parametric statistical test, Spearman's correlation.
Result: the significance value of the study was 0.000 indicating a significant relationship between smoking behavior and the incidence of insomnia. From the results, most respondents were light smokers with mild insomnia, and respondents who were moderate smokers experienced moderate insomnia, and there were no samples who were heavy smokers.
Conclusion: There is a relationship between cigarette consumption and the incidence of insomnia in active adolescent smokers.