ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OUTCOME TERAPI PASIEN PNEUMONIA DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT FATMAWATI JAKARTA

Authors

  • Feri Setiadi Program Studi Magister Farmasi, Fakultas Farmasi Universitas Pancasila
  • Shirly Kumala Fakultas Farmasi Universitas Pancasila
  • Hesty Utami R Fakultas Farmasi Universitas Pancasila
  • Ahmad Subhan Fakultas Farmasi Universitas Pancasila

DOI:

https://doi.org/10.22487/htj.v5i3.127

Keywords:

Pneumonia, outcome terapi pneumonia, HAP dan CAP

Abstract

Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)2018 prevalensi pneumonia di jakarta 2.3 %. Pneumoni mempunyai case fatality rate (CFR) yang tinggi yaitu 7.6% sehingga beresiko mempunyai outcome terapi yang tidak baik. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi outcome terapi pasien pneumonia di RSUP Fatmawati. Penelitian ini dilakukan secara retrospektif dengan metode cross sectional pada pasien pneumonia (hospital acquired pneumonia/HAP dan community-acquired pneumonia/CAP) yang memenuhi kriteria inklusi selama periode januari-september 2018. Penelitian ini dilakukan dengan pengkajian data rekam medis pasien. Ada dua jenis outcome terapi yang digunakan yaitu pasien pulang/sembuh dan pasien meninggal. Analisis faktor yang mempengaruhi outcome dilakukan dengan uji chi square menggunakan SPSS. Selama penelitian didapatkan 40 pasien memenuhi kriteria inklusi terdiri dari 22 HAP dan 18 CAP. Hasil umur pasien (65.0%) berada pada kelompok usia 17-65 tahun. Lebih banyak pasien laki-laki (57.5%) dibandingkan pasien perempuan (42.5%). Sebagian besar pasien (37.5%) di rawat selama 8-14 hari. Penggunaan antibiotik (35.0%) terbanyak digunakan antibiotik ceftriaxone golongan sefalosporin. Proporsi pasien dengan outcome sembuh/pulang sebanyak (52.5%) dan pasien meninggal ( 47.5%). Hasil analisis statistik menunjukkan faktor yang signifikan mempengaruhi outcome adalah penyakit penyerta (P=0.022) Adapun faktor yang tidak ada hubungan bermakna terhadap outcome pasien pneumonia yaitu: usia pasien, lama perawatan dan kerasionalan antibiotik.

Author Biographies

Feri Setiadi, Program Studi Magister Farmasi, Fakultas Farmasi Universitas Pancasila

Fakultas Farmasi Universitas Pancasila

Shirly Kumala, Fakultas Farmasi Universitas Pancasila

Fakultas Farmasi Universitas Pancasila

Hesty Utami R, Fakultas Farmasi Universitas Pancasila

Fakultas Farmasi Universitas Pancasila

Ahmad Subhan, Fakultas Farmasi Universitas Pancasila

Fakultas Farmasi Universitas Pancasila

References

Nicolle L, Fabry. Prevemtion of Hospital – acquired infections, World Health Organization (WHO) work from the United States Agency for International Development (USAID). 2002;1:4-6.

Peggy H. The Integrated Global Action Plan for Pneumonia and Diarrhoea (GAPPD). World Health Organization (WHO). Switzerland. 2013;1-16.

Kementerian Kesehatan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Prevalensi Pneumonia. 2018;23.

Sari MA. Artikel Penelitian Derajat Keparahan Pneumonia Komunitas pada Geriatri. 2017;102.

Anand N, Kollef MH. The Alphabet Soup of Pneumonia : CAP. 2009;3–9.

Torres A, Peetermans WE, Viegi G, Blasi F. Risk factors for community-acquired pneumonia in adults in Europe : a literature review. 2013;1057–65.

Raja D. Factors Resiko Pneumonia : Review of Guidelines. India. 2012;60:25.

Fetri C. Antibiotic Treatment Based on Guidelines for Reducing Length of Stay (LOS) in Patients with Community Acquired Pneumonia (CAP) Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti Jakarta. 2018;5(3):5.

Selvi A. Evaluasi Penggunaan Antibiotik Pada Pasien Pneumonia Di Instalasi Rawat Inap RS “X” Klaten Tahun. 2017:5-9.

Adien M. Evaluasi penggunaan antibiotik pada pasien pneumonia di rsud sukoharjo tahun 2014 Naskah Publikasi. 2015;5-6.

Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. Penatalaksanaan Pneumonia Nosokomial di Indonesia. 2003.

Gupta D, Agarwal R, Aggarwal AN, Singh N, Mishra N, Khilnani GC, et al. Guidelines for diagnosis and management of community and hospital-acquired pneumonia in adults : Joint ICS / NCCP (I) recommendations. 2012;1.

Dheeraj G, Ritesh A. American Thoracic Society. Healthcare-Associated Pneumonia 10.1164/rccm.200405-644ST. 2005;388-416.

RSUP FATMAWATI. Pedoman penggunaan antibiotik pneumonia di RSUP Fatmawati jakarta. 2015.

Kardi. Analisis faktor risiko terjadinya pneumonia nosokomial di RSUP dr. Sardjito. 2015; 9-11.

Rinda Nurul dkk. Analisis Faktor Penyebab Kejadian Hospital-Acquired Pneumonia (Hap) Pada Pasien Instalasi Rawat Inap Kelas III Rs Paru Jember Tahun 2015. No .3, September - Desember 2016. 2016;4(3).

Almiral J, Bolibar I, Toran P, Pera G, Boquet X, et al. Contribution of C-Reactive Protein to the diagnosis and assessment of severty pneumonia tahun 2009.

Sopena N, Heras E, Casas I, Bechini J, Guasch I, Pedro-botet ML, et al. American Journal of Infection Control Risk factors for hospital-acquired pneumonia outside the intensive care unit : A case-control study. Am J Infect Control 2013;1–5. Available from: http://dx.doi.org/10.1016/j.ajic.2013.06.021

Downloads

Published

2020-12-05

How to Cite

Setiadi, F. ., Kumala, S., Utami R, H. ., & Subhan, A. . (2020). ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OUTCOME TERAPI PASIEN PNEUMONIA DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT FATMAWATI JAKARTA. Healthy Tadulako Journal (Jurnal Kesehatan Tadulako), 5(3), 18-28. https://doi.org/10.22487/htj.v5i3.127

Issue

Section

Articles