THROMBOANGIITIS OBLITERANS (BUERGER’S DISEASE)

Authors

  • Jeinun Gemini Jamadi
  • I Made Wirka
  • Sarifuddin

Keywords:

Buerger’s disease, Terapi, Tromboangtis Obliteran

Abstract

Latar Belakang Penyakit Buerger atau tromboangitis obliterans (TAO) merupakan penyakit inflamasi non-atherosklerotik (Inflamatory non-atherosclerotic) dimana terjadinya oklusi segmental pada arteri kecil dan sedang serta pada vena ekstremitas atas dan bawah. Manifestasi klasik TAO ialah terjadi pada laki-laki perokok dengan onset gejala usia <45 tahun. Individu yang terkena biasanya memiliki riwayat merokok berat dengan memakai 20 rokok perhari. Pada kasus ini, ditemukan bahwa pasien tidak berada pada rentang usia dimana TAO sering terjadi. Namun pasien merupakan laki-laki yang mempunyai kebiasan merokok lebih dari 20 rokok per hari.

Ringkasan Kasus Pasien laki-laki usia 49 tahun mengeluh nyeri pada ujung-ujung jari kedua tangan dan kaki kiri. Keluhan mulai dirasakan pasien sejak 1 bulan sebelum masuk rumah sakit. Pasien merupakan perokok aktif. Pasien mengatakan dalam sehari bisa menghabiskan rokok sebanyak 1-3 bungkus atau sekitar 15-45 batang rokok. Pasien mulai merokok sejak usia 15 tahun. Riwayat terakhir merokok yaitu 1 bulan sebelum masuk RS. Pasien juga pernah mengkonsumsi minuman keras namun sudah berhenti. Pasien mengeluh demam sejak tiga hari sebelum masuk rumah sakit, mengigil dan sakit kepala. Pada pemeriksaan fisik ditemukan Pada regio pedis sinistra tampak jaringan nekrosis berwarna kehitaman pada digital I, II dan IV setinggi phalanx distal sampai phalanx proximal, nyeri tekan, palpasi arteri dorsalis pedis tidak kuat angkat

Kesimpulan TAO adalah bentuk berbeda dari vaskulitis sistemik yang tidak diketahui etiologi meskipun sangat terkait dengan merokok.Diagnosis Buerger’s disease atau tromboangitis obliteran dapat ditegakkan dengan cara melihat kriteria diagnosis Shionoya disertai dengan gejala iskemik, temuan angiografik berupa corkscrewshaped collaterals, dan gambaran histopatologi berupa oklusi trombus dengan infiltrat leukosit polimorfonuklear. Pada pasien ini dilakukan terapi kombinasi. Tindakan pembedahan adalah tindakan terakhir bila tindakan non-pembedahan tidak berhasil. Tindakan pembedahan tersering yang dilakukan adalah tindakan amputasi. Prognosis bergantung pada tingkat kesembuhan dan tingkat rekurensi pada pasien.

Downloads

Published

2019-02-08

Most read articles by the same author(s)