Vaksinasi COVID-19 dan Ekstraksi Serumen

Abstract

Pendahuluan : Gangguan indera pendengaran akan mengakibatkan gangguan komunikasi, sulit bersosialisasi, bahkan sulit mencari pekerjaan. Berdasarkan data WHO, menunjukkan bahwa 360 juta (5,3%) penduduk dunia terkena gangguan pendengaran, setengahnya (180 juta lebih) berada di Asia Tenggara termasuk Indonesia. Data Indonesia menunjukan prevalensi ketulian cukup tinggi yaitu 4,6%, yaitu penyakit telinga 18,5 %, gangguan pendengaran 16,8 %, ketulian berat 0,4.%, populasi tertinggi di kelompok usia sekolah (7-18 tahun). World Health Organization membentuk The Society of Sound Hearing yang menganjurkan setiap negara termasuk Indonesia membentuk Komite Nasional, sehingga dibentuklah komnas PGPKT (Komite Nasional Penanggulangan Gangguan Pendengaran & Ketulian).

Tujuan : Mengaplikasikan ilmu pengetahuan dan keterampilan medis serta diharapkan kegiatan ini dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya kebersihan dan kesehatan telinga.

Laporan Kegiatan : Kegiatan ini bekerja sama dengan PGPKT, PERHATI-KL dan Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah dalam bentuk vaksinasi, pemeriksaan telinga dan ekstrasi serumen yang bertempat di Hotel Best Western Plus Coco, Palu, tanggal 11 Februari 2022.

Hasil : Kegiatan ini dihadiri oleh 62 orang sebagai peserta vaksinasi yang kemudian dilanjutkan dengan pemeriksaan telinga dan ekstraksi serumen. Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa 23 peserta memiliki telinga bersih, 37 peserta dilakukan tindakan ekstraksi serumen, serta ditemukan 1 kasus corpus alienum auricular dextra (cotton bud) dan 1 kasus otomikosis pada telinga kiri.

Kesimpulan : Pada kegiatan ini didapatkan peserta yang diberi tindakan ekstraksi serumen lebih banyak dibandingkan peserta yang memiliki telinga bersih, serta ditemukan 1 kasus corpus alienum dan 1 kasus otomikosis.