PENATALAKSANAAN PAPILLOMA LARING PADA PENDERITA DEWASA
DOI:
https://doi.org/10.22487/htj.v5i2.123Keywords:
Papilloma Laring, Bedah, Terapi AdjuvanAbstract
Papilloma laring adalah perkembangan dari lesi epitelial yang eksofitik bersifat jinak dan sering rekuren. Insidensi papilloma laring pada dewasa adalah 0,54 per 100.000 / tahun, sering terjadi pada pria dibanding wanita. Penatalaksaan papilloma laring berupa terapi operatif dengan berbagai tehnik seperti mikrolaringoskopi-ekstirpasi, reseksi dengan laser CO2, bedah beku, mikrodebrider dan terapi adjuvan seperti injeksi cidofovir dan beberapa terapi lainnya yang masih dikembangkan Uuntuk menambah pengetahuan mengenai penatalaksaan papilloma laring pada penderita dewasa. Seorang wanita, 39 tahun, dengan diagnosis papilloma laring dan menjalani operasi ekstirpasi dan terapi adjuvan untuk mencegah rekurensi. Selama evaluasi 2 bulan paska tindakan belum didapatkan tanda rekurensi. Penatalaksanaan papilloma laring adalah dengan pembedahan bertujuan untuk mengambil seluruh papilloma dan memelihara struktur normal sehingga membebaskan obstruksi jalan nafas, memperbaiki kualitas suara, mengembalikan ke fungsi senormal mungkin. Namun karena rekurensi penyakit ini sangat tinggi maka tindakan pembedahan dikombinasi dengan terapi adjuvan.
References
Wareing MJ, Millard R, Yalamanchili S. Benign Laryngeal Lesions. In: Lalwani AK, editor. Current Diagnosis and Treatment : Otolaryngology Head and Neck Surgery. Third ed. New York: Mc Graw Hill Companies; 2012. p. 449-55.
Derkay CS. Recurrent respiratory papillomatosis. In: Bayley BJ, Johnson JT, Newlands SD, editors. Head and Neck Surgery - Otolaryngology: Lippincott Williams and Wilkins; 2006. p. 1168 - 81.
Barnes L, Everson JW, Reichart P, Sidransky D. Papilloma - Pathology and Genetics of Head and Neck Tumours. Lyon: World Health Organization Classification of Tumours, 2005.
Bastian RW. Benign vocal fold mucosal disorders. In: Cummings CW, Flint PW, Haughey BH, Robbins KT, Thomas JR, Harker LA, editors. Cummings: Otolaryngology: Head and Neck Surgery. Fourth ed. United States of America: Elsevier Inc; 2005.
Seedat RY, Combrick CE, Burt FJ. HPV associated with recurrent respiratory papillomatosis. Future Virol. 2013;8:477-92.
Omland T, Akre H, Vardal M, Brondho K. Epidemiological aspect of recurrent respiratory papillomatosis : A population - based study. The Laryngoscope. 2012;122(July ):1595-9.
Lee JH, Smith RJ. Recurrent respiratory papillomatosis: pathogenesis to treatment Current Opinion in Otolaryngology - Head and Neck Surgery. Iowa: Lippincott Williams and Wilkins; 2005. p. 354-9.
Horhat D, Mocanu R, Poenaru M, Cotulbea S, Toma O, Fara L. Laryngeal papillomatosis management. Fiziologia. 2009;19.2(62):31-6.
Derkay CS, Wiatrak B. Recurrent respiratory papillomatosis : A review. The Laryngoscope. 2008(118):1236-47.
Novialdi, Rosalinda R. Diagnosis dan penatalaksanaan papilomatosis laring pada dewasa. Bagian THT-KL FK Universitas Andalas - RSUP Dr.M Djamil Padang, 2011.
Gi REATP, Halmos GB, Hemel BMv, Heuvel ERvd, M BFA. Narrow band imaging is the new technique in visualization of recurrent respiratory papillomatosis. The Laryngoscope. 2012(122):1826-30.
Louw L, Claassen A. HPV induced recurrent laryngeal papillomatosis : rationale for adjuvant fatty acid therapy. Asia Pac J Clin Nutr. 2008;17(2):187-93.